tak perlulah berandai

teruntuk: violin. maaf atas egoku.

***


"Besok, v ujian pasca. Mohon do'a ya."

satu inbox via telpon genggamku.

aku baca berulang-ulang isi pesan itu. sekali lagi, aku baca. lagi dan lagi aku mengeja deretan huruf itu. seharusnya pesan itu aku balas. walaupun sekadar selamat menempuh ujian, atau ya, atau apa saja yang mungkin saja sedikit mensupport sahabatku itu.

tapi, hati ini tak bergeming sedikitpun. tak ada suara dari hati, tak ada perintah dari otak untuk menggerakkan tanganku untuk membalas pesan dari sahabatku itu.

"angkuh sekali kamu." otakku pandai berbicara.
"aku tidak angkuh, aku hanya berusaha mengobati diriku sendiri agar tak terbawa emosi." hatiku pun mencoba untuk membela.

ah, sahabatku itu sebentar lagi akan menyandang status mahasiswa pascasarjana, tak banyak tahun lagi sahabatku itu akan bergelar master, setelahnya sahabatku itu akan menjadi tenaga pendidik di perguruan tinggi kecintaannya itu. setelahnya lagi sahabatku itu akan berlari mengejar gelar doktor. setelahnya dia akan menjadi seorang yang disebut guru besar.==tahukah kau sahabat, ini bukan umpatan, ini adalah do'a tulusku dari kedalaman hati. aku harap kau mengAminkan do'aku dari kejauhan ini==

sekarang, aku akan menjadi apa? hingga detik ini aku masih menjadi seonggok daging yang bisa berjalan. berjalan meniti kehidupan yang entah kemana akan ditujukan. yang jelas, aku berada di sini mengikuti alur hidupku. alur yang tak semulus sahabatku.

andai saja jalan hidupku layaknya sahabatku, aku sudah berada di negeri seberang. untuk apa aku di sana? tentu untuk mewujudkan mimpiku. aku juga akan merebut gelar master itu. aku juga akan dapat berbuat banyak dengan ilmu yang telah kugali dari negeri itu. andai saja...

ah, sudahlah. tak perlulah aku berandai-andai. kesannya menolak takdir. hingga detik ini, aku masih belajar untuk bersyukur. syukur atas segala nikmat yang aku dapat.

***
rukan panggung, 1st May 2011 on my free day

1 comments:

Anonim mengatakan...

Bukan berarti itu tak bisa. Barangkali hanya tertunda.

Posting Komentar