Kisah Nyata Pengantin Belia, Elissa di Sekte Poligami

Judul                 : Stolen Innocence Kisah Nyata Pengantin Belia di Sekte Poligami
Penulis              : Elissa Wall &Lisa Pulitzer
Penerbit            : Dastan Books
Cetakan            : I, September 2009
Jumlah Halmn    : 384 Halaman
Harga                : Rp 65.000,-

Kisah yang dituangkan dalam buku ini terlahir dari pemberontakan seorang mantan anggota sekte The Fundamentalist Church of Latter Day Saints_Gereja Fundamental Para Orang Suci Hari Akhir_(FLDS),  yang dipaksa menikah di usia 14 tahun, Elissa Wall.  FLDS yang terletak di Utah ini merupakan pecahan dari gereja Mormon. Kedua gereja ini pecah karena adanya perbedaan pendapat dalam hal poligami.
 Sebagai anggota dari FLDS, Elissa dibesarkan dengan doktrin bahwa pernikahan haruslah terjadi karena wahyu dari Tuhan dan wahyu tersebut disampaikan melalui sang Nabi, yang dianggap sebagai utusan Tuhan di muka bumi.

Menurut ajaran sekte FLDS, seorang suami harus memiliki minimal empat istri untuk dapat masuk surga. Dilahirkan sebagai anggota dari sekte poligami, tidak membuat Elissa menyetujui ajaran sektenya. Elissa terus-menerus mempertanyakan ajaran sektenya yang tidak masuk akal, misalnya saja utusan Tuhan, yaitu sang Nabi yang dipanggil Paman Warren dapat memperistri wanita mana pun yang ia inginkan walaupun masih di bawah umur. Anak-anak dilarang bersekolah di sekolah umum. Dan sering kali, anak-anak perempuan dipaksa menikah saat mencapai usia remaja.
   
Beberapa ajaran demikian membuat Elissa memberontak. Terlalu banyak ajaran yang tidak masuk akal menurutnya yang mesti dilakukan di sektenya. Sejak kecil Elissa hidup bersama keluarga dan tiga ibu tirinya. Kakak dan adik laki-lakinya diusir dari rumah karena dinilai telah melanggar ajaran FLDS.
   
Tak hanya itu, dalam bukunya Elissa menguraikan jika seorang gadis mengutarakan pendapatnya, maka nikahkan ia. Setelah menikah, buat dia segera hamil. Setelah memiliki anak, maka dia kan patuh seumur hidup_hampir tidak mungkin bagi wanita FLDS untuk membawa anak-anak mereka jika memutuskan untuk pergi, dan tidak ada satu ibu pun yang tega meninggalkan anak mereka. Sayangnya, saat itu, Elissa terlalu muda dan buta untuk bisa menyadari kenyataan itu. Tapi untuknya_dan untuk sebagian besar wanita FLDS_ada sebuah jebakan tersembunyi di dalamnya.
   
Ketika melihat Elissa memiliki sifat pemberontak, Warren menikahkan Elissa yang saat itu masih berusia 14 tahun dengan sepupunya yang bernama Allen, berumur 19 tahun. Pernikahan itu dilangsungkan secara diam-diam karena Elissa masih di bawah umur. Hampir tiap malam, Elissa diperkosa oleh Allen atas nama kewajiban sebagai anggota jemaah yang baik. Banyak sekali penderitaan dan tekanan yang dialami Elissa, sang pengantin belia, yang harus ia lalui hari demi hari, malam demi malam. Tapi Elissa tidak tinggal diam, ia berjuang keras untuk mendapatkan kebebasannya sendiri, juga kebebasan rekan-rekannya sepenanggungan.

Dalam kisahnya ini, Elissa menjabarkan setiap kejadian berdasarkan ingatannya yang benar-benar terjadi. Meski tak semua yang terlibat dalam kisah ini dituliskan Elissa dengan nama sebenarnya, namun segala yang ia alami tak luput dalam ceritanya dan tetap disajikan secara gamblang.  Deskripsinya mengenai sekte poligami yang diperkirakan memiliki anggota lebih dari 10 ribu orang ini, begitu mengejutkan dan perjuangan Elissa untuk meraih kebebasan dan keluar dari sekte tersebut sangat menakjubkan.  Buku ini juga pantas dibaca oleh berbagai kalangan yang tertarik dengan masalah poligami. Kisah yang dipaparkan Lessie_panggilan akrab ibu Elissa terhadapnya, akan mengubah pandangan pembaca tentang daya juang dan keteguhan seorang wanita. ***

*)masih sebuah klipingan, ditulis di akhir 2010

0 comments:

Posting Komentar