Pemimpin Teladan


Pemimpin tentu merupakan suatu jabatan yang diidam-idamkan oleh seseorang. Karena ketika kita sudah menjadi pemimpin berarti orang yang berada di lingkungan kita telah melimpahkan kepercayaannya kepada kita. Dan kita pun harus menjaga kepercayaan itu. Sekarang, bagaimanakah cara seorang pemimpin mengemban tugasnya? Karena pemimpin bukanlah suatu jabatan yang sembarangan, nanti kita akan mempertanggungjawabkannya.

Dale Carnegie_trainer terkemuka berpendapat: “Hanya ada satu cara di muka bumi ini untuk membuat orang lain melakukan sesuatu. Pernahkah kamu memikirkan itu? Ya, hanya satu cara, yakni membuat orang itu sendiri ingin melakukannya.” Tak ada orang yang senang merasa bahwa dia dipaksa membeli atau disuruh melakukan sesuatu. Kita lebih suka merasa kita membeli karena keinginan sendiri. Kita senang jika ditanyai tentang keinginan, impian, dan pikiran kita. Itulah, yang harus diterapkan oleh seorang pemimpin. Maka, jangan mengelola terlalu detail.

Dalam sebuah organisasi, ikatan dan lembaga lainnya, seorang pemimpin harus mampu mengelola anggotanya. Pun, anggota mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Apabila seorang pemimpin tidak mampu mengarahkan tujuan anggota akan terjadi kesenjangan tujuan. Yang nantinya pun tujuan organisasi tak akan tercapai. Diperlukan keselarasan tujuan di sini Goal Congruence.

Banyak cara yang dapat diterapkan oleh seorang pemimpin dalam menjalani tugasnya. Seorang pemimpin yang baik mereka bukanlah membuat keputusan, tapi mendengarkan usulan dari bawahannya. Di sinilah diperlukan gaya kepemimpinan yang demokratis. Maka perlu ditanamkan prinsip: Dengarkanlah! Maka kamu akan didengarkan.

Tak jarang terjadi perbedaan pendapat dalam organisasi. Yang apabila dibiarkan saja nanti akan berlarut-larut dan menjadi pertengkaran pahit. Di sini dibutuhkan peran semua anggota untuk menyelesaikannya terutama bagi pemimpin. Biasanya hal ini terjadi karena sikap tidak mau menerima perbedaan. Maka banyak jalan yang dapat ditempuh. Cobalah untuk menyambut sebuah perbedaan, pertanyakan naluri kita, carilah kesamaan, gunakan kesamaan itu untuk menyatakan pendapat kita, cobalah untuk jujur, dan endapkan dulu. Baru segala persoalan dapat diselesaikan dengan baik. Di sini pemimpin dituntut untuk menengahi, bukan turut emosi dengan persoalan yang muncul. Karena sering kita temui pemimpin lebih sulit mengendalikan emosinya. Tidak mungkin bisa mencarikan solusi.

Tak hanya itu, jangan segan untuk memuji anggota ketika mereka mampu memberikan usulan dan solusi yang sangat baik pada waktu terjadi perbedaan pendapat. Tidak hanya ketika mereka memberikan solusi pada saat muncul persoalan. Juga pujian atas semua tindakan positif yang telah mereka perbuat. Karena penghargaan yang berarti akan mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik lagi.

Layaknya manusia, seorang pemimpin tentu tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Maka, pada saat pemimpin salah atau khilaf cobalah untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dilakukan. Jangan ragu atau malu untuk mengungkapkan penyesalan. Berjanjilah untuk memperbaiki diri dan mencoba untuk menebus kesalahan. Karena orang bodoh mana pun bisa membela kesalahannya. Dan sebagian besar orang bodoh memang melakukannya. Tetapi seseorang akan ditinggikan diantara yang lain dan akan merasa mulia dan tinggi jika dia mengakui kesalahannya sendiri. Pada saat inilah seorang pemimpin bisa dijadikan tauladan oleh anggotanya. ***

*)disalin dari klipingan tulisan saya beberapa tahun lalu, beriringan dengan impian untuk menjadi pemimpin.. :)

0 comments:

Posting Komentar