Boleh Idola tapi Jangan Menggila

Akhirnya Justin Bieber menginjakkan kaki di Jakarta, Jumat (22/3) lalu. Kedatangannya penuh histeria, terutama bagi penggemarnya yang disebut 'Beliebers' ini. Apa benar yang ada pada diri justin bieber? Di usianya yang masih belia, baru 17 tahun, ia sudah berprestasi. Bukan sembarang prestasi. Prestasi mendunia. Jika kita bandingkan dengan 'Artis Youtube' keluaran lokal, tentu belum apa-apa dibanding Bieber. Sebut saja, Shinta-Jojo, Bona 'Gayus Tambunan', Soaludin 'Udin Sedunia' dan yang teranyar Briptu Norman Camaru. Mereka semua juga telah menghentak se-isi Indonesia, tapi sayang mereka tak begitu menggaung ke seantero dunia.

Justin bieber telah menunjukkan eksistensinya melalui konser bertajuk 'My World Tour'. Telah hampir seluruh belahan dunia ia datangi untuk unjuk aksi panggung, termasuk Indonesia. Dan di seluruh kesempatan itu pula ia mampu membuat penggemarnya di luar kendali. Tangis, tawa, dan teriak. semuanya berpadu. Sejauh perhatian saya, ada seorang remaja di Israel memakai gaun layaknya seorang pengantin perempuan dan mengusung board bertuliskan, Justin, marry me!! hah, apa-apaan ini?

Pada salah satu acara televisi, terlihat para Anak Baru Gede (ABG) sangat histeris ketika akan menyambut kedatangan Bieber di Jakar. Bahkan ada yang mau bunuh diri jika keinginannya untuk bertemu justin tidak kesampaian. Ada lagi yang mengumpat promotor pengundang Justin dikarenakan mereka tak kebagian tiket untuk menyaksikan konser secara langsung. Ada juga yang ketipu oleh calo. Bertempat di Sentul International Convention Centre, promotor hanya menyediakan 10.000 tiket. Tiket dijual online, pada penjualan pertama, 6000 tiket ludes terjual via online. Hanya menghabiskan waktu 2 jam. Gila...!!

Membludaknya penggemar Justin membuat banyak yang tak kebagian tiket. Di salah satu tayangan televisi diperlihatkan sekelompok remaja yang meluapkan emosinya. Sumpah serapah pun tak dapat dielakkan, *^%&$###@&*. Mereka mengaku telah puasa belanja selama sebulan demi mengantongi tiket nonton justin. ada pula yang berani membohongi orang tua demi bisa bertemu sang idola. Memang, tak tanggung-tanggung pengorbanan mereka. Harga tiket jutaan tak jadi masalah. pada akhirnya mereka yang tak kebagian menonton pun terjebak oleh ulah calo yang meraup keuntungan dari acara ini.

Belum lagi dari situs youtube, saya melihat beberapa anak ABG bahkan anak kecil berteriak-teriak, mengamuk, menentang orang tua karena keinginannya bertemu Justin juga tak terpenuhi. Ah, sungguh menggila mereka ini.

Menurut saya luapan emosi remaja tanggung yang mayoritas perempuan itu adalah sesuatu yang kurang wajar. Bukan bermaksud mencela perbuatan mereka, hanya saja ada banyak cara lain untuk mengungkapkan kekaguman kepada sang idola. tak mesti menguntit, mengikuti style, hingga melakukan hal-hal yang tak logis.

Segala bentuk ketidakwajaran sikap mereka ini tentu tak terlepas dari didikan orang tua masing-masing. Ada orang tua yang terlalu memberikan kebebasan kepada anaknya untuk mengekspresikan diri terhadap sang idola,  ada juga yang terlalu mengekang. Dua-duanya ada tak baiknya. Jika mereka terlalu diberi kebebasan, para remaja yang masih membutuhkan perhatian ini akan terjebak, kehilangan identitas diri. Apabila terlalu dikekang, mereka akan menentang orang tua. Berbagai cara pun mereka tempuh untuk mengikuti kehendak.

Kata Psikolog Tika Bisono dalam suatu situs internet, hal ini merupakan fase yang dialami oleh sebagian besar para remaja, sebagai orang tua suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, itulah tahapan yang dilalui yang ada pada diri remaja dan ketika umur mereka bertambah perilaku tersebut berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambah kedewasaannya.

Ya, persoalan remaja memang agak sedikir rumit (sok tau..he..). Bukanlah perkara mudah untuk mendidik mereka di tengah lajunya arus globalisasi sekarang ini. Butuh berbagai pendekatan untuk mereka. Menurut saya, yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada mereka (remaja) dari segala sisi. Orang tua perlu menjelaskan bahwa perbuatan 'menggila' kepada idola bukanlah suatu prilaku yang baik. Setiap anak yang demikian akan kehilangan identitas diri, senantiasa mengikuti segala tingkah dan gaya sang idola. Nah, bukankah lebih baik kita percaya pada diri sendiri? dan bukankah kita harus bisa mengeksplorasi potensi diri sendiri untuk berkarya?

Selain itu, dari sudut pandang agama (islam), remaja yang demikian yang cenderung mengidolakan penyanyi, aktris, aktor yang bergaya hidup tidak islami (apalagi dari manca negara yang jelas-jelas sangat berbeda gaya hidupnya dan kebanyakan mempunyai perilaku yang jauh dari budaya timur). Apabila remaja tersebut terpengaruh dengan kebiasaan demikian tentu sangatlah bertentangan dengan ajaran agama dan budaya kita. Alangkah lebih baiknya mengidolakan tokoh-tokoh yang bisa menjadi panutan dan teladan semisal ulama, ilmuwan, para pahlawan pembela bangsa, dan seniman yang islami.

Disamping mengidolakan tokoh yang pantas diidolakan, alangkah lebih baik pula kita mengidolakan diri sendiri. Maksudnya bukan meyakini diri sendiri sebagai orang hebat, melainkan mengidolakan diri sendiri dengan yakin atas kemampuan yang dimiliki dan terus menggali segala potensi yang ada. Dengan kebiasaan seperti ini remaja akan terbentengi dari fenomena, arus atau trend yang terus berkembang seiring berkembangnya zaman.

Membentengi diri dari fenomena atau trend yang tengah berlangsung bukan berarti membuat remaja kurang pergaulan alias kuper. Tak ada salahnya mereka sekadar mengikuti--bukan berlebihan,  agar tidak ketinggalan informasi. Tidak semua pula idola memberikan dampak negatif terhadap sikap remaja. Kembali ke justin biebier, para remaja bisa saja mengambil yang baiknya. Kegigihan biebier untuk terus berlatih dan menjaga eksistensi dirinya juga patut ditiru. Salah satunya, melalui lagu Never Say Never-nya, ia mengajarkan agar kita jangan pernah mengatakan tidak. Teruslah berusaha.. Nah, ada bagusnya juga bukan. yang ini, tak apa ditiru. Justin tak apa dijadikan inspirasi untuk terus berbuat mewujudkan mimpi kita, jangan mudah menyerah.

So, ikuti baiknya, tinggalkan buruknya. Tak perlu meraung-raung karena tak bisa ikut menonton.Dan tak perlu memaksakan diri agar bisa bertemu si Justin,bukan..? Having fun.. ***

*)postingannya telat kali ya? udah nggak update lagi. si Justin entah sudah kemana pula, nih tulisan baru muncul.. whatever lah. kali-kali aja ada guna.
rukan panggung, 26th apr 2011. sepasang headset menempel di telinga.. salah satu pada playlist, Never Say Never -- Justin Biebier.

0 comments:

Posting Komentar