Yang Kosong untuk Menepati Janji

Hari ini, tak tak tau apa yang akan ditulis. Mumet. Memulai menulis di sore hari memanglah sangat tidak efektif. Di sore hari pikiran mulai acak-acakan karena sedari pagi telah beraktivitas yang lumayan menguras pikiran.

Subuh, adalah waktu yang tepat menurut saya untuk menulis. Di Subuh, segala ide bermunculan, hasrat untuk menuangkan tak terbendungkan. Kalau saja tidak langsung dikerjakan, semua ide akan buyar, apalagi itu ide tidak didokumentasikan. Alhasil, seperti yang saya alami hari ini.

Akhir-akhir ini saya punya janji. Janji untuk menulis. One day one post, demikian saya berjanji. Meski saya bukanlah seorang penulis yang baik, tapi saya tengah berusaha untuk membiasakan. Biasa untuk menulis tentang apa saja. Biarlah bagaimana orang menilai tulisan saya. Yang penting saya menulis.

Saya memahami bahwa janji adalah hutang. Hutang harus dibayar, selama ia tak dibayar, selama itu pula pikiran tak akan tenang. Tapi, segalanya tak bisa dipaksakan. Alhasil, inilah yang saya tulis hari ini. Tulisan kosong, kosong arti. Bahkan tak ada gunanya sama sekali untuk disaji.

Tapi, paling tidak, saya telah memenuhi janji. Janji dengan siapa? Tentu dengan diri saya sendiri.



still @ rukan panggung, 22 of March (16.55) on confused Tuesday

0 comments:

Posting Komentar