Jangan Minta Saya untuk Bercerita..

Malam, angin, hujan, listrik mati, dan sunyi. Demikianlah yang saya rasakan tadi malam. Sendirian di kamar, tak ada teman. Tiba-tiba handphone saya berdering, D memanggil. D adalah singkatan dari nama tunangan dari salah seorang teman saya. Lebih tepatnya, dia adalah 'adik' saya, bukan sekadar teman. Saya angkat telepon dari D:

"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, apa kabar kakak?" tanya D dari ujung telpon.
"Alhamdulillah sehat, D bagaimana?"
"Kakak lagi sakit?"
"Tidak, kakak baik-baik saja"
"Kakak lagi ada masalah?"
"Tidak, emang kenapa?"
"Suara kakak sepertinya kakak lagi sakit, atau kakak memang lagi ada masalah ya, sepertinya kakak lagi menyimpan masalah." D mencoba menebak.
"Ah, D sok tau, kakak baik-baik saja, tak ada masalah kok, ada cerita apa D?"

Lagi-lagi D tak percaya, dia terus mempertanyakan keadaanku. D mengatakan suaraku lemas sekali, seperti sedang sakit atau memang sedang malas terima telpon. Anggapan D tak salah, memang benar, saya lagi banyak masalah, dan kondisi tubuh saya sedikit kurang sehat.

Ternyata D mampu mengetahui kedaan saya. Saya tak mengakui demikian. Saya coba mengalihkan perhatian D. Saya tanya kian-kemari. Bagaimana hubungan dia dengan 'adik' saya, dan bagaimana pekerjaannya. D adalah seorang angkatan TNI yang sedang menjalani tugas di Bogor. Percakapan kami cukup lama. Lebih dari 60 menit. Untuk mengalihkan perhatian D, saya terus mengelabui D dengan serbuan pertanyaan mengenai D, tunangannya, keluarganya, pekerjaannya dan banyak hal lainnya.

D pun, tidak menyerah, setiap jeda percakapan kami dia masih saja bertanya hal yang sama.
"Kakak, kalau ada masalah, berbagilah dengan D. Kata orang, tak baik menyimpan masalah sendiri. Apabila kita berbagi cerita dengan orang lain, mudah-mudahan masalahnya berurang, ayolah kak, ceritalah dengan D," demikian D membujuk saya untuk bercerita.

"Tak ada yang mau kakak ceritakan D, terimakasih sudah menelpon kakak dan terimakasih atas perhatiannya," timpalku. "Soal masalah, selama kita masih hidup pasti ada masalah," aku menjawab lagi dan berharap D tak lagi mendesakku untuk bercerita.

Mendengar jawabanku, D tak lagi memintaku untuk bercerita.

***
Penggalan percakapan di atas, salah satu contoh dari beberapa teman saya yang juga demikian. Saya berterimakasih begitu banyak yang perhatian kepada saya. Tapi, maaf, saya bukanlah tipe pencerita atau suka mencurahkan perasaan saya kepada orang lain. Mungkin curhat, demikian banyak orang menyebutnya. Kenapa saya tak suka bercerita banyak kepada orang lain, atau kepada seseorang yang begitu dekat dengan saya? Karena menurut saya, lebih baik saya menuliskan apa yang saya rasakan, sepuasnya, sesuka saya. Menurut saya, menceritakan masalah kepada orang lain, sama halnya dengan membebani mereka untuk turut merasakan apa yang kita rasakan. Saya juga tak suka dibelaskasihani oleh orang lain. Cukup saya yang merasakan, cukup saya yang menyelesaikan. Pun, tak semua masalah mampu saya cerna, namun perlahan masalah itu akan menguap sendiri. Sedikit demi sedikit dia akan habis. Hanya persoalan waktu, waktu yang menentukannya.


Adapun saya ingin berbagi dengan orang lain, cukuplah yang bahagia-bahagianya saja. Saya berharap, apabila saya memberi kabar baik orang yang mendengar kabar tersebut turut bahagia.

Mungkin itu salah satu alasan, seorang teman saya menyebutkan bahwa saya tak pernah mau menceritakan apa masalah saya, walaupun ada saya bercerita itu pun ketika masalah telah usai. Dan tak ada gunanya dia mendengar.

Nah, itulah saya, tertutup dan sering bergejolak dengan batin sendiri dan menumpahkannya melalui tulisan yang entah berantah ini.
Adapun saya bercerita, itupun kepada satu atau dua orang saja. Itupun mereka tak akan pernah mendapatkan cerita utuh, sepenggal, dua penggal saja. Namun dibalik sifat tertutup itu, saya tak pernah merasa terganggu siapapun yang mau mencurahkan perasaannya kepada saya. Baik suka pun duka. Jadi, kalau ada yang mau bercerita. Please, Welcome.. Saya akan berusaha menjadi pendengar yang baik, kalau-kalau saya bisa memberi sedikit solusi atau lebih.

--Setiap kita akan butuh tempat untuk menumpahkan rahasia.. tanpa ada yang mendengarnya-- []

rukan panggung, 17th March 4:28 AM

0 comments:

Posting Komentar