masih dalam genggaman rahasia Tuhan

seorang perempuan tengah bersiap untuk melepas sauh biduknya yang akan segera berlayar. tapi ia tak tahu siapa yang akan menemani dan kemana tujuan ia berlabuh.

lalu, datang seorang berwajah teduh yang akhir-akhir ini begitu setia menemaninya.
"laki-laki seperti apa yang selama ini kamu cari?"

"aku tak pernah mencari hanya menanti. dermaga ini adalah tempat penantianku, sampai kapanpun."

"mengapa selama ini kau tak pernah membuka hati untuk mereka yang datang?"

"jangan kau pertanyakan soal itu. aku tak berhak juga untuk menilai mereka yang telah datang. tapi aku hanya punya rasa. tentu, rasa ini hanya Tuhan yang tahu karena dia yang Maha Pemberi".

"lalu, laki-laki macam apa yang kau tunggu?"

"yang aku tunggu bukanlah putra mahkota, bukan pula sang raja. aku hanya menunggu apa yang dijanjikan Tuhan kepada aku, juga kepada umatNya sekalian. 'Laki-laki yang baik, untuk perempuan yang baik'. Aku tahu laki-laki yang baik dikatakan Tuhan bukanlah sama dengan penilaianku. sejauh ini aku hanya mampu melihat secara kasat mata. aku tak akan pernah tahu bagaimana seseorang yang sebenarnya kecuali aku menelusup di balik pori-porinya".

"untuk itu, aku sampaikan segala harapan ini kepada seseorang yang namanya masih dalam genggaman rahasia Tuhan".

"kalau kau mau, jika kelak bertemu dengan laki-laki baik itu, sampaikan juga harapan ini kepadanya. harapan dari perempuan yang tak memiliki cantik secara fisik, perempuan yang memiliki sangat amat banyak kekurangan. tetapi, ia tengah terus berusaha mempercantik iman dan akhlaknya."

seseorang berwajah teduh termangu sembari mencerna apa yang dikatakan perempuan tadi. ia pun berlalu.

0 comments:

Posting Komentar