Dua Sahabatku Segera Menyatu


Akhir-akhir ini aku benar-benar merasa untuk kesekian kalinya berada di posisi diantara/ditengah-tengah benar-benar menyakitkan. Selalu menjadi tumbal atas segala yang telah dilakukan. Awalnya tak ada sedikitpun niat untuk membuat masalah. Yang ada aku hanya ingin membuat segalanya lebih baik. Hanya ingin membantu. Tapi, semua berjalan tak sesuai rencana. Meski niat baik telah ditanamkan, namun berujung mengecewakan. Tak perlulah aku beberkan apa kejadian sebenarnya.

Seharusnya aku bisa belajar banyak dari pengalaman-pengalaman serupa sebelumnya. Sudah berapa kali hubungan persahabatanku kacau karena masalah diantara tadi. Sudah berapa kali nama baikku tercoreng gara-gara ulah diantara itu. Mulai sekarang, berhati-hatilah...

Tak aku pungkiri menjadi perantara memang suatu kebahagiaan tersendiri. Ketika aku bisa membantu mempertemukan seseorang dengan seseorang lainnya, ketika membantu menyelesaikan masalah diantara keduanya, ketika aku menyaksikan mereka berbahagia, itu semua indah sekali. Bahagia.

Aku merasa ketika aku menjadi perantara, berarti mereka telah menaruh kepercayaan kepadaku. Tak ada lagi yang ditutup-tutupi. Mereka bebas berkeluh, mereka bebas berbagi, suka pun duka. Benar sekali.

Tak sekali dua kali. Tak hanya soal persahabatan, percintaan, pekerjaan, hingga hubungan keluarga. Aku sering sekali berada di posisi ini. Aku bersyukur. Meski tak bisa banyak berbuat, setidaknya aku bisa sedikit memberi arti dalam kehidupan mereka. Tapi dibalik semua itu, mungkin tak ada yang tahu. Aku benar-benar berkorban. Mengorbankan perasaan. Mengorbankan waktu. Bahkan, materi. Aku berjanji, ketika aku berada di antara mereka, aku harus bisa melakukan yang terbaik. Aku ingin berarti di kehidupan mereka. Ya, itulah yang selalu aku coba lakukan. Sama sekali tak ingin mereka mengetahui apa yang telah aku lakukan. Aku hanya ingin mereka merasakan.

Malam ini, harapanku berbuah sudah. Dua sahabatku segera menyatu. Keduanya sahabatku.Ya, keduanya, bukan salah seorang diantara mereka. Kabar bahagia ia sampaikan. Dalam waktu dekat mereka akan merajut kebahagiaan baru. Melengkapi kebahagiaan yang sudah-sudah. Terimakasih Tuhan. Aku ingin lebih banyak berbuat baik kepada orang-orang di sekitarku. Tanpa harus mereka mengetahui apa yang telah aku perbuat, apa yang telah aku korbankan. Cukup mereka rasakan. Kumohon, berilah aku kesempatan dan selalu belajar dari kesalahan.   

*)Alam Raya Residence, 23th May 2011--23.45
 

0 comments:

Posting Komentar