segala cerita kita

selamat pagi sayang..
pagi ini aku masih ingin menulis untukmu. rasanya, tak ada habis-habisnya inspirasiku untuk menuliskan segala tentangmu. apa saja. begitu banyak hal yang berkesan di hatiku. kau benar-benar telah memberi warna untuk hari-hariku, sayang. kau tahu kan sayang, di sini aku sendiri. hari-hariku sendiri. tak ada teman. tak ada saudara. tak ada keluarga. aku tahu kau juga merasakan kesendirianku. makanya kau begitu pandai bersikap untukku. tak ada lagi sepi. kau selalu ada, sayang. menemani.

sayang, kian hari aku kian merasa beruntung bersamamu. kau memberikan segalanya melebihi yang aku inginkan. kau begitu mengerti. benar-benar mengerti. rasanya terlalu berlebihan jika aku mesti menjabarkan apa-apa saja yang telah kau lakukan untukku. cukup kita saja yang tahu, kan..

pola pikirmu benar-benar luar biasa. segalanya dibuat sederhana. tapi tanpa menyepelekan sedikitpun. kau punya cara pandang sendiri dalam menyikapi kekurangan orang lain. tak pernah kau menyalahkan. tak pernah menghakimi. kau selalu ada cara untuk itu. aku benar-benar belajar darimu, sayang.

akhir-akhir ini hari-hari kita dipenuhi cerita. macam-macam. mulai dari temanku, temanmu. keluargaku, keluargamu. masa laluku, masa lalumu. kadang, masa depan kita juga. sebenarnya kita memiliki kesempatan yang sama untuk bercerita, tapi aku yang selalu dominan. kau dengan senang hati memberi ruang untukku bercerita . apa saja. meski ada protes-protes kecilmu, tapi tetap saja kau antusias mendengarkannya. terimakasih sayang..

setelah aku bercerita entah kemana-mana, tiba giliranmu. tapi setiap kali kau bercerita, sedikit saja. aku yang selalu mendesakmu untuk bercerita lebih panjang-lebar. meski ceritamu banyak yang membuatku cemburu, tapi aku senang sekali mendengarkannya sayang. aku senang kau begitu jujur. tak ada lagi yang kau tutupi dariku. teruslah bercerita untukku, sayang.

semalam, salah satu dari ceritamu yang sangat berkesan untukku ketika kau katakan bahwa benda kesayanganmu lecet. itu sama sekali tidak kau sengaja. kau bilang, itu tejadi ketika kau hendak menutup jendela kamarmu. ia mengenai teralis besi. sedikit gores. sedikit saja. tapi, kau begitu menyesalkannya. berkali-kali kau mengulangnya. aku tahu sekali kau begitu menjaganya sayang. tak ingin menyia-nyiakannya begitu saja. kenapa demikian? tak lain karena benda itu dari aku. dengan begitu, aku sangat merasakan kau begitu menghargaiku. bukan artinya aku mengharapkan penghargaan darimu, tapi dengan sikapmu demikian aku benar-benar merasa dihargai. untuk seterusnya jagalah benda itu layaknya kau menjagaku. karena ia setia menemanimu, kapanpun. melebihi setiaku.

terimakasih untuk cerita-cerita indahmu semalam, sayang

*selasa pagi di Ujung Bori  09:12 Wita

0 comments:

Posting Komentar