bukan Aku, Kamu tapi Kita

aku benar-benar belum mengerti apa itu pengorbanan. bagaimana pengorbanan yang sesungguhnya. setiap kali aku menyatakan sikapku atas tawaran yang kau hadapkan, rasanya selalu tak sebanding dengan harapanmu. aku berusaha jujur, apa adanya agar tak ada lagi secuil kekecewaanpun antara aku dan kamu. tapi kenapa, pada akhirnya aku berada pada posisi yang salah. kamu berada pada posisi membebaskan. lebih pahitnya, aku merasa kamu seperti tak mau peduli lagi. "mulai sekarang aku tidak akan melarangmu, tidak akan bertanya lagi untuk hal ini," katamu.

kamu tahu, kalimatmu yang tak seberapa itu sungguh membuat aku sakit. aku tak mau dilepaskan. aku tak mau dibiarkan. bimbing aku. tuntun aku. ingatkan aku kalau aku salah. bantu aku dalam menentukan pilihan. selain Tuhanku yang selalu aku libatkan dalam segala gerak langkahku, aku juga butuh kamu. itu semua untuk kita. bukan siapa-siapa.

apabila kamu bertahan dengan sikapmu demikian, sama saja perlahan kau membunuhku. kau biarkan aku, sementara dari kedalaman hatimu menyimpan rasa kecewa. tak terima. kamu hanya beralasan, "aku demikian agar tak ada lagi masalah". itu salah besar, selama kamu diam, selama kamu memendam, selama itu pula masalah ini akan ada. makin lama ia akan menggunung. suatu saat dia akan tumpah. pada saat inilah kita akan berhadapan dengan kenyataan yang sangat pahit. aku tak begitu yakin, kita akan mampu menghadapinya.

untuk kedepannya, jika kamu punya keinginan layaknya keinginanku, aku mohon kamu jangan bertahan dengan sikap seperti ini. aku ingin apa yang telah ada tidak menjadi sia-sia. ia akan berujung bahagia di waktu yang tepat nantinya. apakah kamu juga demikian? aku yakin, kamu punya keinginan yang sama. mari kita bicarakan dengan terbuka, sama-sama kita mencari solusi, sama-sama kita membuat keputusan, sama-sama pula kita menikmati hasilnya.

mulai saat ini,
aku akan belajar untuk tidak banyak meminta.
untuk tidak banyak bertingkah.
untuk tidak memaksa.
aku akan belajar mengerti.
belajar ikhlas.
belajar memahami pengorbanan yang sesungguhnya.
Insyaallah, aku bisa.
aku mohon bantuanmu.
juga, Tuhanku.
demi Kamu, Aku dan Kita.

*Ujung Bori, 10:20 Wita

4 comments:

Anonim mengatakan...

sepertinya masalah mulai memelik...

tutihandriani mengatakan...

betul nya.. jalanan mulai menanjak. butuh usaha ekstra

Anonim mengatakan...

ya, asal pakai akal sehat juga

tutihandriani mengatakan...

tentu..

Posting Komentar