Rabbi, kembalilah..

Rabbi. Aku rindu. Aku merasa sendiri. Aku rindu masa kita dahulu. Kenapa sekarang aku merasa ditinggalkan. Benar-benar aku merasa sendiri. Kembalilah. Izinkan aku menjemputMu dengan mengingat segala kenangan indahku bersamaMu.

Dulu, kau selalu membangunkan aku di SubuhMu. Di awal waktu. Aku tak tertinggal dari HambaMu yang lain yang juga bergegas menghadapMu di Subuh itu. Setelah SubuhMu aku berkesempatan menikmati indahnya pagiMu. Merasakan sejukNya udara pagiMu. Memerhatikan makhluk-makhluk lainMu berebutan mengais rezeki di halaman rumah. Menunggu mentari yang perlahan mulai menampakkan diri. Indah.

Tak hanya itu, Rabbi. Kenangan kita terus belanjut. Kali ini, kenangan di waktu DhuhaMu. Di waktu ini aku benar-benar seperti manusia fakir. Meminta. Aku minta jika rezekiku masih tinggi di atas langit, turunkanlah. Jika ia terpuruk di dasar bumi, bangkitkanlah. Jika ia jauh, dekatkanlah. Jika terdapat di dalamnya haram, halalkanlah. Dan memohon Engkau memberikan apa-apa yang Kau berikan kepada aku seperti yang Engkau berikan kepada hambaMu yang Sholeh. Rabb, aku benar-benar mengemis kepadaMu. Tapi tak sedikitpun aku malu. Karena aku tahu, hanya Engkau satu-satunya tempat meminta. Karena Engkau pula Maha Pemberi.

Setelah DhuhaMu, Engkau gerakkan langkah kakiku untuk bersegera mencari rezeki. Rezeki halal, penuh berkah. Begitu hendaknya. Kau jaga aku selama aku bekerja. Kau tuntun aku untuk tidak melakukan hal-hal keliru. Kau begitu baik. Selalu ada. Tak ada alasan sedikitpun untuk aku ingkar kepadaMu. Untuk melupakanMu. Terutama di lima waktuMu.

Rabbi, aku masih ingin terus mengingat. Kali ini aku akan mengingat senja. Senja yang begitu indah. Ketika mega merah mulai mengambang di angkasa. Aku suka senja. Karena di waktu senja akan ada istri-iistri yang tengah menunggu suaminya pulang dari mencari rezeki. Akan ada ibu yang harap-harap cemas menunggu sang buah hati kembali ke rumah. Akan ada seorang gadis yang mempersiapkan diri untuk menunggu malam. Ya, senja waktunya kembali ke peraduan.

Ketika mega merahmu menjelang, setelahnya MagribMu akan datang. Ya, begitulah waktu. Ia terus bekerja. Tak pernah ingkar. Ia akan mengantarkan siapa saja dari satu masa ke masa lain. Ia tak pernah mundur. Terus maju. Tibalah saatnya aku kembali menghamba kepadaMu. Magrib punya sensasi sendiri untukku, Rabbi. Setelah Magrib akan ada waktu lebih untuk dekat denganMu. Sebelum IsyaMu datang, akan ada lafalan ayat-ayatMu. Huruf demi huruf. Bait demi bait. Hingga beberapa halaman. Setiap kali melafalkan ayatMu, hati ini bergetar. Benar kata ustadz di ceramah Subuh tadi, katanya, "Alquran itu apabila dijatuhkan ke gunung, maka hancur lebur lah gunung itu. Maka barangsiapa yang tak bergetar sedikitpun hatinya ketika mendengar atau membaca ayat suci Alquran, maka ia bukanlah tergolong orang beriman". Luar biasa ayat-ayatMu, Rabbi.

Sebentar saja, waktu berselang. Isya pun datang. Ya, Isya shalat fardhu terakhir di lima urutan waktu dalam sehari menurutku.Tak boleh ditunda. Belum tentu kita akan menjelang Subuh di esoknya. Ia harus disegerakan. Ketika Isya telah sudah ditunaikan, hati ini akan tenteram. Tubuh ini telah siap untuk diistirahatkan. Aku akan membunuh malam. Tapi, aku masih ingin bersamaMu. Dzikir yang tak terlafazkan, hanya dalam hati, tak putus-putus hingga mata ini benar-benar terpejam. Damai sekali. Aku pun terlelap. Tentu bersamaMu yang telah menghantarkanku ke tidur yang lelap.

Aku kira setelah aku terlelap, Kau akan pergi. Ternyata tidak, Kau masih bersamaku. Di sepertiga malamMu, Kau datang lagi. Kau belai aku. Kau bangunkan aku. Sama sekali aku tak marah. Aku senang. Dengan mata setengah terbuka, aku terseok-seok beranjak mensucikan diri. Kembali aku menghadapMu. Rabbi, tak ada kesempatan melebihi di sepertiga malam ini. Ya, ini waktunya aku berkeluh kepadaMu. Mengeluhkan apa saja. Meminta apa saja. Tak sedikitpun aku malu ketika air mata ini tumpah di hadapanMu. Aku merasa Kau benar-benar dekat denganku. Benar-benar mendengarkan. Kau turun ke permukaan bumi untuk mendengarkanku.

Ya, begitulah kenanganku bersamaMu. Setiap hari bergulir seperti itu. Kadang ada kejutan-kejutan kecil yang aku terima dariMu. Bahkan surprise luar biasa kadang Kau hadirkan juga untukKu. Sangat indah. Dengan cara ini aku ingin kembali menjemputMu. Mungkin aku telah terlalu jauh meninggalkanMu. Mungkin pula Kau murka kepadaku, dan memilih untuk meninggalkanku. Pantas, aku merasa sendiri. Rabbi, kembalilah. Aku masih ingin bersamaMu. Aku masih ingin Kau menjaga aku. Hingga akhir hayatku. Jangan pernah tinggalkan aku. Aku pun akan selalu mengingatMu. Terus menghambakan diri ini hanya kepadaMu. Lindungilah aku. Sayangi aku dan orang-orang yang aku sayangi. Jaga mereka, ingatkanlah mereka jika mereka lupa. Agar kelak aku bersama dengan orang-orang yang aku sayangi berhak mendapatkan SyurgaMu. Amin.***

*Ujung Bori-Subuh jelang pagi
 

0 comments:

Posting Komentar