Suatu yang Hilang di Bingkai Kesederhanaan

Judul: Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Penulis: Tere-Liye
Penerbit: Republika
Cetakan: V November 2010
Halaman: iv + 426 hal


Buku ketiga yang ditulis Tere-Liye yang saya baca. Benar-benar menakjubkan. Untuk seterusnya dengan mantap saya mengatakan saya penggemar tulisan Tere-Liye. Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Ketiganya begitu menggugah, begitu mengena, begitu menohok ke hati saya. Mungkin terlambat, tak apalah yang penting saya bisa juga menikmati tulisan penulis hebat ini.

Jika sebelumnya saya telah uraikan komentar saya tentang Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga, kali ini saya juga akan bercuap-cuap sedikit saja tentang Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Melalui buku ini Tere-Liye kembali mengaduk-aduk emosi saya, rasa penasaran untuk segera mengkhatamkan bacaan pun tak terbendungkan. Hingga curi-curi waktu di sela pekerjaan kantor saya lakukan demi mengkhatamkan bacaan ini.

Rembulan Tenggelam Di Wajahmu berkisah tentang perjalanan hidup seorang Ray. Adalah Rehan (Ray), seorang anak yatim piatu dengan kehidupannya yang diceritakan dengan alur mundur. Perjalanan hidupnya sedikit demi sedikit dikuak dengan jawaban atas 5 pertanyaan besar yang selama ini tak ia dapatkan sepanjang hidupnya. Ia mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya dan mulai mengerti akan hubungan sebab akibat yang telah ia lalui dan tak jarang ia sesali.

Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memiliki pilihan hidup? Apa makna kehilangan? Itulah lima pertanyaan yang mengikuti Ray di sepanjang perjalanan hidupnya. Mulai dari kehidupan sebagai anak panti asuhan, anak jalanan (pengamen), pencuri hingga pengusaha sukes hingga menjelajahi bisnis internasional. Di sela-sela perjalanan ini pula Ray akan bertemu dengan para sahabatnya. Juga, si gigi kelinci. Perempuan yang mengisi separuh jiwanya, yang ikhlas menjadi pendamping hidupnya. Tapi, itu hanya sementara. Ray harus kehilangan ketika rumah tangganya begitu hangatnya. Inilah kehilangan yang benar-benar menyakitkan ditanggung oleh Ray. Selain kehilangan sahabat dan orang tuanya yang tak pernah ia ketahui dimana rimbanya.

Kelima pertanyaan Ray terjawab sudah ketika ia diberi kesempatan oleh satu malaikat bersayap indah yang datang kepadanya. Ia diajak kembali mengamati perjalanan hidupnya dari awal hingga akhir. Malaikat dengan wajah menyenangkan itu memberi kesempatan kepada Ray karena Ray merasa setiap kali kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Seperti yang ia rasakan ketika menatap Rembulan. Ray merasa kuasa Tuhan menjejak setiap sudut bumi dimana cahaya rembulan menyentuhnya. Cahaya yang dijanjikan di balik kepedihan yang terus dirasakannya. Itulah janji Tuhan. 

Kisah perjalanan kehidupan Ray dikisahkan benar-benar membawa pembaca untuk memasuki dunia 'fantasi'
Tere-Liye tentang perjalanan hidup. Kalaulah boleh disimpulkan: Semua urusan adalah sederhana. Tere-Liye mengajarkan bagaimana kita memaknai kehilangan. Rasa kehilangan yang begitu rumit, menyakitkan, tapi tidak bagi Tere-Liye. Semuanya begitu indak dalam bingkai kesederhanaan. Jadi, tak perlulah kita berandai-andai untuk meraih kebahagiaan yang sesungguhnya tak ada batasnya. Percayalah, setiap apa yang kita hadapi di dunia ini tak lepas dari campur tangan-Nya. Di balik semua itu, akan selalu ada hikmah yang tak terkira.

0 comments:

Posting Komentar