kita

malam ini kesepakatan terbentuk begitu saja. tanpa ada yang meminta. tanpa ada pula yang memaksa. senang, aku benar-benar senang. tak tahu lagi bagaimana mengutarakannya. ternyata jalan keliru yang selama ini sama-sama kita tempuh telah berubah. jalan keliru bukan berarti kau yang mengarahkan, tapi aku turut mengikuti. aku tahu kau membawa aku ke jalan keliru, tapi aku tak cukup berani untuk menghalanginya. aku berusaha membuat segalanya jadi nyaman. tanpa ingin torehkan kecewa dihatimu. aku ingin kau senang. bahagia. itu saja. dan, pada akhirnya kita sama. sama-sama melewati jalan tersebut. meski jalan itu keliru, kita sama-sama menikmati perjalanan itu pula. jadi, tak ada yang mesti disalahkan. kau pun aku.

marilah kita menganggap perjalanan itu sebagai sebuah proses. proses untuk kita lebih baik. mungkin, tanpa kita lewati jalan keliru itu, kita tak akan pernah tahu bagaimana seharusnya kita menempuh jalan yang sekarang. untuk memilih jalan baru, jalan baik tentunya, kita mesti dihadapkan pada pilihan. ketika kita mesti memilih, pasti ada yang dikorbankan. marilah kita sama-sama berkorban. pengorbanan yang sifatnya sementara. hanya butuh kesabaran. percayalah, sabar kita akan berujung manis, kelak. biarlah saat ini kita harus menjaga. menjaga segalanya dari hal-hal buruk. agar di kemudian hari, di waktu yang tepat nanti, kita sama-sama memetik keindahan dari pengorbanan yang telah kita lakukan.

selama proses menuju jalan baik ini, masih banyak yang dapat kita lakukan. kita masih punya banyak kesempatan untuk berproses. menjadi manusia-manusia yang selalu berusaha menjadi yang terbaik. di hadapan siapapun. terutama di hadapan Tuhan kita. tanpa mengurangi rasa yang selama ini telah sama-sama kita tanamkan. semoga bertahan. untuk selamanya..

*notetous, sunday midnite 30th oct 11




tak dipungkiri

rasanya.
tak ada lagi yang mesti dipungkiri
rasanya,
sudah saatnya aku jujur

aku mulai merasa tak sanggup;
jika kau tak ingat aku
jika kau tak sapa aku
jika kau tak peduli aku
jika kau tak sayang aku

kian hari kian lebih
sayang,

ketika semua telah menjadi 'berlebihan'

Apa rasanya ketika kekhawatiranmu sama sekali tak dihargai?
Apa rasanya jika kamu tak dipeduli?
Apa rasanya bila kamu hanya dihadiahi janji?

Hei, kamu. Jika memang  rasa ini tak perlu lagi diperjuangkan, aku mohon jangan lari. Aku yakin pasti ada solusi. Dulu, kita sama-sama berani untuk memelihara rasa ini. Mulai dari ia membenih, tumbuh, hingga mekar. Semuanya begitu indah. Sangatlah indah. 

Tapi, itu baru sebentar. Benar-benar sebentar sayang.. 

Jika kamu sudah merasa tidak nyaman lagi dengan perasaan ini, lebih baik kita mundur. Kembali ke tujuan masing-masing. Tak perlu lagi kita lanjutkan perjalanan ini. Tak perlu pula kita untuk terus bersisian. Karena aku lebih merasa tersiksa ketika kamu bersisian denganku tapi menyimpan rasa tak nyaman. Lebih baik aku sendiri. Sakit sendiri. Tanpa melibatkan kamu. Karena apa? Karena ku sayang kamu. Tak ada inginku sedikitpun untuk membawamu ke wilayah tak nyaman. Aku hanya ingin kamu bahagia. Bahagia yang sebenarnya. 

Mungkin kamu rasa aku terlalu berlebihan. Ya, aku selalu berlebihan. Itu pula yang  menjadi kekuranganku.
Aku paham, aku selalu memberi ruang untuk perasaanku. Hingga ia merambat kemana-mana. Itu tidak dibuat-buat. Ia hadir begitu saja. Aku harap, kamu turut paham juga. 

Kini, aku mulai tak mengerti. Aku mulai khawatir. Khawatir yang juga berlebihan. Aku merasa berada pada posisi serba susah. Susah yang berujung pasrah. Semuanya aku pasrahkan kepadamu. Kendalikanlah jalan kita ini. Aku akan terus di sisimu hingga sampai lelahku. 

Aku hanya ingin kamu tahu, ketika semua ini telah menjadi berlebihan, itu semua karena aku juga telah menyimpan rasa yang sangat berlebihan pula kepadamu. Aku harap aku tak akan pernah lelah. Hingga kamu benar-benar mengerti.

*Mks, monday midnight

air mata rindu

air mata semalam bukan air mata yang aku buat-buat. dia mengalir begitu saja di tebing pipiku. setelah dada ini begitu sesak menahan, akhirnya dia tumpah. selama ini hatiku cukup beku untuk mengeluarkan air mata begitu saja. tak banyak waktu tak banyak kesempatan aku bisa menangis. tapi, semalam hatiku tak beku lagi. ia luruh. mencair begitu saja. mudah sekali.

mungkin, ini namanya air mata rindu. ya, aku rindu. benar-benar rindu. aku tersandera jarak. terperangkap dalam rindu. aku kehilangan arah. tak tahu mesti mengadu kemana. kepada siapa. aku merasa sendiri. aku mulai khawatir. kemudian khawatir itu menjelma menjadi ketakutan.

aku takut kehilangan. kehilangan kamu, kehilangan keluargaku, kehilangan sahabatku. karena itu, jangan pernah kamu memperlebar jarak ini. biarlah kita berjarak pada fisik. tapi aku mohon, tetap dekatkanlah hati ini. aku tak mau kamu biarkan aku sendiri. aku tak sanggup.

aku tak sekuat dulu lagi. aku tak setegar dulu lagi. aku tak setangguh dulu lagi. aku mulai lemah. seringkali aku dikalahkan perasaan. sulit mengendalikan emosi. sekali lagi, aku ingin kau tetap bersamaku. aku ingin kau selalu menjadi teman hatiku. selalu.. :'(

sahabat

sebentar lagi aku akan pergi. sahabat, bukannya aku tega meninggalkanmu. tapi, bukankah kita sama-sama sudah memahami bahwa pertemuan dan perpisahan itu selalu berjodoh? pada akhirnya kita akan menempuh jalur hidup masing-masing, sahabat..

kau katakan, terlalu cepat aku pergi. kau katakan, hanya aku satu-satunya di sini yang mengetahui segala tentangmu. kau katakan, tentu aku akan jauh lebih nyaman ketika sudah tak bersamamu lagi. itu salah, itu keliru. itu hanya karena perasaan ber'dosa'mu saja, sahabat..

sesungguhnya aku merasa gagal. gagal mengajakmu untuk berubah. berubah ke arah yang lebih baik. meninggalkan kehidupan 'ganjil'mu layaknya sekarang. kau telah menceritakan semua tentangmu, jauh dari sebelumnya aku sudah mengetahui. hanya saja, aku tak punya cukup keberanian untuk mengatakan kepadamu. akhirnya, waktu itu datang. kamu sendiri yang mengungkapkan segalanya. ternyata, prasangkaku tak keliru.

kamu tahu, aku benar-benar berada posisi yang sulit. aku merasa tak berguna ketika aku tak bisa membawamu untuk meninggalkan 'dunia'mu. sudah aku berusaha untuk memberi masukan, lebih tepatnya nasihat. tapi, kamu terlalu kuat dengan alasanmu. telah berusaha aku untuk menyampaikan dengan cara yang lebih keras. tapi, kamu tak hirau. akhirnya, aku menyerah. membiarkanmu terus tenggelam di 'dunia'mu. aku mulai berpikir, suatu saat kamu pasti bisa berubah. kamu akan mampu berpikir jernih. akan merasakan betapa bodohnya apa yang telah kamu lakukan selama ini.

sebentar lagi, aku harus pergi. kamu tetap saja belum berubah. seperti curahan hatiku beberapa malam di waktu lalu. "aku merasa tidak ada guna sebagai sahabatmu. aku tak mampu merubahmu. aku gagal. untuk apa aku tahu segalanya, tanpa bisa membantu kamu."

mungkin ini jalannya. ada baiknya aku pergi. setelah aku pergi mungkin kamu menemukan sahabat baru. sahabat yang bisa mengajakmu untuk keluar dari dunia kelirumu itu. percayalah, aku selalu mendoakanmu, sahabat. kamu akan selalu punya kesempatan untuk berubah. segalanya bergantung dari kedalaman hatimu. percayalah...

bahtera

semalam kau bicara tentang bahtera. kau katakan kau telah mempersiapkan bahtera yang akan kau bawa berlayar. kau katakan pula kau punya impian akan berlayar bersamaku dengan bahtera itu menuju pulau impian.

mendengar ceritamu, perasaan ini tak terkira. aku bahagia. karena aku juga punya impian layaknya yang kau impikan. aku khawatir. khawatir apa yang sama-sama kita impikan bukanlah sama dengan yang telah digariskan Tuhan.

semalam kau sampaikan semua keinginanmu. harapanmu. kemauanmu. secara jelas. tak ada yang kau tutup-tutupi. begitu terbuka. kau begitu jujur. manis dan pahit dengan jelas kau sampaikan. kau tak berpura-pura. aku suka.

mendengar penjelasanmu, aku terpaku. semua keinginanu, harapanmu, kemauanmu mengundang berjuta pertanyaan di benakku. mengapa kau bisa yakin denganku? mengapa kau bisa bemimpi sedemikian jauh?

semalam kau mulai mempertanyakan. soal yakinku. soal perasaanku. soal inginku dan inginmu. sama sekali aku tak menyalahkan. sama sekali aku tak meragukan.

untuk semua pertanyaanmu, aku hanya bisa menjawab; aku akan selalu berusaha menjadi bagian terbaik dalam hidupmu. tak perlu kau ragukan perasaanku. tak perlu kau ragukan keyakinanku. tak perlu pula kau ragukan keinginanku. InsyaAllah bahtera ini akan berlabuh menuju pulau impian. aku akan selalu mendampinginmu. akan mengingatkan ketika bahtera kita berbelok ke arah yang keliru. akan selalu ada ketika kau butuh aku selama kita berlayar menuju pulau impian. 

***

 

September for remember

September telah berlalu. kini Oktober telah menjelang. setiap waktu pasti akan mencipta kenangan. begitu pula September lalu. September for remember, ya.. aku benar-benar akan mengingatnya. banyak kejutan yang telah kutemukan. baik pun buruk. semuanya akan tetap indah jika disimpan rapi dalam memori yang bernama 'kenangan'.

Terimakasih Tuhan,  hingga kini Engkau masih limpahkan nikmat dan rahmatMu. jadikan aku hamba yang sabar ketika dihadapkan permasalahan. jadikan aku hamba yang berhati-hati ketika Kau menguji dengan nikmat yang begitu indah. Amin.