Hati-hati, Jangan Menyakiti

Cinta sejati tak pernah menyakiti. Apabila sempat menyakiti  pada akhirnya kita akan merasakan sakit yang lebih sakit lagi. Memang, apa yang telah kita lakukan pastinya akan berbalas. Belajarlah untuk hati-hati dalam bertindak. Tengok ke kiri ke kanan, depan dan belakang. Adakah yang akan tersakiti.

Jangan sampai. Jangan sampai menyakiti orang lain. Apalagi dia adalah orang yang sangat kita sayangi. Ketika menentukan pilihan, cobalah berpikir lebih jauh. Sekasib apapun waktunya, jangan tergesa dalam memutuskan. Apa pun alasannya, belum tentu alasan kita bisa diterima dengan baik oleh orang-orang disekitar kita.

Apalagi orang yang kita sayangi. Ia akan berpikir lebih dibanding orang biasa di sekitar kita. Prioritaskanlah untuk memikirkan perasaannya. Meskipun dalam kondisi bak makan buah simalakama. Sekali lagi berhati-hatilah. Jika tak hati-hati dan kita salah dalam memilih, ia akan merasa dikorbankan. Disakiti dan benci. Itu semua hanya karena satu alasan, sayang. Ia benar-benar menyayangi kita.

Tak patut kita balik membenci dia. Tak patut pula menyalahkan sikapnya yang seolah berlebihan. Karena sepantasnya demikian. Bukankah kita telah menempatkan ia sebagai orang yang kita sayangi. Kita juga telah menjadikan ia sebagai seseorang yang begitu berarti dalam hidup ini. Jadi, sudah sepantasnya pula ia menginginkan yang lebih. Tak ingin diabaikan atas pilihan kita terhadap yang lain.

Dalam situasi seperti ini, sepertinya tidak ada lagi yang dapat dilakukan selalin meminta maaf, menyesali perbuatan, dan berjanji untuk berubah. Terlepas dari ada pentingnya atau tidak untuk melakukan ini, mungkin cukup melegakan bagi kita yang telah terlanjur berbuat salah. Hanya berharap ketulusan hati si pemberi maaf. Bukan memaafkan dengan pura-pura dengan alasan tak ingin memperpanjang masalah. Sikap seperti ini lebih menyakitkan lagi. Secara tidak langsung, ketika orang yang kita sayangi berlaku seperti ini, sebaliknya ia telah menyakiti kita. Jauh lebih sakit. Dibalik kealpaan kita dalam menentukan sikap yang tentunya tidak dibuat-buat. Pantaskah kita menerima balasan seperti ini? []

*ujung bori dalam hujan yang tak henti.  

0 comments:

Posting Komentar