Dari 0 ke 0

13 Oktober 2011, aku memulai.

Yang pada waktu itu sama sekali tidak ada segala sangkaan buruk. Semuanya terasa baik. Amanah. Itu yang aku jalankan. Bagai anak kecil yang baru belajar. Belajar memulai. Dari 0. Aku mulai dengan Bismillah. Niat hanya karena Allah. Tujuan hanya untuk menjalankan amanah. Harapan membahagiakan orang disekitarku dengan segala jerih yang telah dilakukan. Insyaallah berkah.

Semuanya dari 0. Bekal seadanya, mencoba meraba-raba. Apa yang harus aku lakukan. Apa yang harus aku capai. Apa yang aku berikan atas amanah ini. Perlahan, bertahap, perjalanan ini diteruskan. Aku mulai merasa ada hasil yang telah diperbuat. Tak ada sia-sia. Yang dinamakan pencapaian, maksimal atau tidak, yang aku rasakan sudahlah dengan usaha terbaikku. Bagaimana hasilnya, aku serahkan kepada yang berhak untuk menilai.

Beriringan dengan itu, pengorbanan tentulah ada. Materil non materil. Tapi itu bukanlah suatu hal yang harus aku permasalahkan. Jika ada yang ingin dicapai, pengorbanan pasti ada di sana. Jauh dari orang-orang yang disayang, menahan rindu, pressure dari lingkungan keseharian. Komplit. Inilah pilihan. Pilihan yang sudah dibuat. Aku tak akan menyerah. Aku jalani sampai waktunya tiba. Aku harus berhenti.

14 Januari 2013, aku dipaksa berhenti.

Beginilah hidup. Entah skenario apa ini. Yang aku percaya hingga sekarang, inilah skenario Tuhan. Aku harus jalani. 'Terpaksa' aku berhenti. Meninggalkan perjalanan yang sudah sekian lama aku tempuh tanpa aku yang harus menyerah terlebih dahulu. Aku merasa masih sanggup untuk melanjutkan. Tapi, biarlah..

Aku yakin, Tuhan punya rencana terbaik. Ia tak pernah lengah. Ia Maha Adil, Maha Melihat dan tak akan pernah lupakan aku. Ia punya Kuasa untuk menunjukkan. Yang benar itu benar. Pun sebaliknya. Let's see..

Sekarang saatnya mengikhlaskan. Segala yang telah diberikan yang luput dari penilaian manusia. Serahkan kepada Tuhan. Aku tidaklah takut. Dulu, aku memulai dari 0. Tidak bernilai apa-apa. Sekarang jika dikembalikan ke posisi 0 kenapa harus takut? Let it flow..

***
Mari berkemas, pamit, berterimakasih, memohon maaf, tinggalkan yang baik.

Beverly Hills E14, 19th of January 2013






0 comments:

Posting Komentar