Anjani, bangkitlah..

Anjani, setelah sekian lama aku tak mengunjungimu, hari ini aku sengaja meluangkan waktuku untuk bertemu denganmu. Walaupun telah lama kita berpisah, kamu percaya tidak aku tau segala hal tentangmu. Apa saja yang kamu alami, apa saja yang kamu lakukan dan apa saja yang telah kamu lupakan.

Baiklah Anjani, sekarang dengarkan aku. Jangan kamu menyela sedikitpun. Dengarkan saja.

Aku benci kamu. Kamu lemah. Kamu tidak menghargai diri kamu sendiri. Bagaimana pula orang lain akan menghargai kamu. Kamu berlebihan. Segalanya kamu lebih-lebihkan. Kemana kamu yang dulu? Merasa cukup. Sederhana dalam segala hal. Selalu damai bersama keadaan. Seperti apapun sulitnya, kamu berusaha untuk membuat hidupmu nyaman. Sekarang kamu banyak menuntut. Menuntut orang disekitarmu untuk berubah. Mengikuti apa maumu. Sementara kamu sendiri tidak mau berubah. Apa mau kamu? Ada apa dengan kamu, Anjani? Kenapa begini?

Anjani,
Kalau kamu mencinta, jangan terlalu berlebihan. Kamu harus ingat, tak selamanya harapmu akan mendekap. Tak selamanya inginmu akan tercapai.

Kalau kamu dirundung sedih, jangan terlalu larut. Kamu harus ingat, air mata bukan alasan untuk memperbaiki keadaan. Air mata hanya melemahkan.

Kalau kamu merindu, tolong kau tahankan. Rindu adalah hal yang wajar. Setiap kali berjarak kamu pasti merindu. Yang berdekatan saja bisa saling rindu. Apalagi kamu. Kamu tau kan, kenapa kamu bisa menyimpan rindu seperti ini? Bukankah kamu sendiri yang memilih? Jadi apalagi yang harus kamu sesali? Terima saja. Simpan saja rindumu sampai waktu itu benar-benar berpihak kepadamu. Sabar, itu saja obatnya.

Kalau kamu kesepian, tak perlu kamu memberitahu siapapun. Rasakan saja. Nikmati saja. Bukankah kamu dulu punya banyak cara untuk mennghilangkan kesepianmu? Apa kamu tidak lagi suka membaca? Nonton bola, berita, apa saja. Menulis, menuliskan apa saja. Apa hobimu itu sudah menghilang, kemana dia? Janganlah kau merasa punya senjata karena kesendirianmu, kamu menjadi merasa kesepian. Jangan. Aku yakin, kamu bisa melewatinya. Bukan sekarang saja kamu kesepian bukan?

Anjani, aku tahu banyak sekali yang kamu rasakan. Semuanya hanya membuatmu semakin terpuruk. Memilih berlarut-larut dalam kesedihan. Apa guna, Anjani? Bangkitlah. Lebih bijak dalam menjalani hidup. Lebih dewasa dalam bersikap. Tidak ada yang akan lebih peduli kepadamu selain kamu sendiri. Tidak ada yang akan lebih memahami keinginanmu selain kamu sendiri. Jangan terlalu banyak berharap. Jangan menyusahkan orang lain. Cobalah untuk selalu membuat orang-orang disekitarmu senang berada di dekatmu. Bahagiakan lah orang-orang yang kamu sayangi dengan menunjukkan kebahagiaanmu sendiri. Terakhir, aku ingatkan kamu kembali, kamu tak pernah sendiri. Selalu ada Dia bersamamu. Dia sangat amatlah dekat denganmu. Tuhanmu.

Salam,

Madali