Surat untuk Sahabat (II)

sahabat,

terimakasih kau selalu hadir untuk mengusik hidupku. aku tak persis tahu mengapa kau selalu membayang-bayangiku. apa aku tidak boleh bahagia sedikitpun?

sekuat tenaga kau berusaha mengganggu 'kesenanganku'. aku rasa, aku tak pernah hirau dengan kehidupanmu. baik kau sukses di karirmu, kehidupan pribadimu, aku tak pernah peduli. bahkan kau menjadi manusia setengah dewa pun, silahkan.

tapi apa sebab, kau selalu menghantuiku. apa ada lagi manusia sekejam kau. apa masih ada manusia 'manis' berhati busuk seperti kau. aku rasa hanya kau yang pernah kutemui sepanjang hidup yang telah kujalani ini. kau gerogoti karirku. aku tak peduli. aku jalani saja. kau putar cerita, kau pelintir fakta hanya untuk menggangguku dan orang kesayanganku.baiklah.

sahabat,

cukup sudah. cukup aku semakin tahu siapa kamu. apa yang ada di benakmu aku sudah paham. mari kita lihat, aku tak akan pernah peduli dengan kezalimanmu. aku akan jalani apapun yang ada di hadapanku. aku berserah. hanya Allah satu-satunya penolongku. kita akan lihat, apa yang akan terjadi.

cukup kau tahu, sekuat tenaga kau mengusikku, sekuat itu pula aku akan berusaha untuk menerima. insyaAllah aku mampu. aku akan bahagia. Allah bersamaku. teruskanlah hidupmu. semoga kau semakin sukses. mencapai segala ambisimu. hingga suatu saat kau akan merasakan 'kebahagiaan' layaknya yang aku rasakan.

Bumilak, 13th of January 2014


Hasbunallah Wani'mal wakiil